Terletak di pinggiran kota Elkins Park, Pennsylvania yang tenang, terdapat Lynnewood Hall, sebuah rumah besar berusia lebih dari satu abad yang pemiliknya pernah disebut sebagai “The Last American Versailles”.
Pada tahun 1897, Peter AB Widener, seorang jutawan yang memperoleh kekayaannya melalui industri daging dan transportasi – dan investor besar di Titanic – menugaskan pembangunan perkebunan seluas 34 hektar.
Dia bermaksud agar Lynnewood Hall menjadi tempat tinggalnya, kedua putranya, dan keluarga mereka. Namun, takdir berkehendak lain.
Pada tahun 1912, putra Widener, George, menantu perempuannya Eleanor, dan putra mereka Harry menaiki Titanic untuk kembali dari perjalanan ke Eropa. Tragisnya, George dan Harry, bersama ratusan penumpang lainnya, tewas saat kapal tenggelam ke dasar laut.
Widener terus tinggal di rumah tersebut, akhirnya meninggal karena komplikasi kesehatan pada tahun 1915. Lynnewood Hall kemudian diwarisi oleh putranya yang masih hidup, Joseph, yang telah menikah dan memiliki dua anak. Setelah kematian Joseph pada tahun 1943, rumah besar tersebut berpindah ke beberapa pemiliknya, termasuk Gereja Korea Pertama di New York.
Seorang pendeta dari Gereja Korea Pertama di New York, Richard S. Yoon, mendaftarkan rumah tersebut untuk dijual pada tahun 2014. Rumah tersebut tetap tidak dihuni selama beberapa tahun dan menarik perhatian banyak penjelajah kota, termasuk Leland Kent, blogger di balik Abandoned Southeast, yang berkelana ke mansion tersebut pada tahun 2019 dan mengambil lusinan foto interior yang bobrok.
Pada bulan Juni 2023, Lynnewood Hall Preservation Foundation membeli tanah itu dari Yoon dengan harga lebih dari $9 juta. Menurut Edward Thome, CEO dan direktur eksekutif grup tersebut, yayasan berencana mengembalikan kawasan tersebut ke kejayaannya.
Lihatlah ke dalam.